Friday, January 02, 2009

Apa yang Harus Kulakukan setelah Berbuat Dosa

Aku Ingin Bertaubat, Tetapi… (7)

Oleh: Syaikh Muhammad Saleh al-Munajjid

 

Apa yang Harus Kulakukan setelah Berbuat Dosa

Anda mungkin bertanya, “Bila aku melakukan sebuah dosa, bagaimana aku dapat segera bertaubat darinya? Adakah yang harus aku lakukan segera setelah berbuat dosa?”

Jawabannya adalah ada dua hal yang harus dilakukan setelah melakukan dosa. Yang pertama adalah merasa menyesal di dalam hati dan berketetapan hati untuk tidak mengulangi berbuat dosa tersebut. Ini adalah buah dari rasa takut kepada Allah. Yang kedua adalah melakukan tindakan fisik untuk melakukan berbagai jenis kebajikan, seperti shalat taubat. Abu Bakrah radhlallahu anhu berkata: “Ada seorang laki-laki yang berbuat dosa, kemudian bangkit dan bersuci, lalu shalat dua raka’at kemdian memohon kepada Allah agar mengampuninya, dan Allah akan mengampuninya.” (Diriwayatkan oleh Ashabus Sunan; lihat Shahih At-Traghib wat-Tarhib,1/284). Kemudian dia membaca ayat ini:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Al-Imran [3] : 135)

Riwayat shahih yang lain menjelaskan bagaimana melakukan shalat dua rakaat untuk menebus dosa. Secara ringkas dijelaskan:

Berwudhu. “Tidak ada yang melakukan wudhu dan melakukannya dengan baik, melainkan dosa-dosanya akan jatuh dari anggota badan yang dibasuh dengan air atau dengan tetes air terakhir.”

Seseorang harus berwudhu dengan baik termasuk mengucapkan ‘Bismillah’ diawalnya dan mengucapkan beberapa doa setelahnya, seperti:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

“Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya”.

Atau:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang senang) bersuci”.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu”.

Mengucapkan salah satu dari doa ini setelah berwudhu akan memberikan pahala yang besar.

Berdiri dan mengerjakan shalat dua raka’at.

Tidak melakukan kesalahan atau melupakan suatu bagian dari shalat.

Tidak membiarkan pikirannya berkeliaran.

Berkonsentrasi dengan benar dan berpikir mengenai Allah ketika shalat.

Memohon ampunan kepada Allah.

Hasilnya adalah bahwa dosa-dosanya akan diampuni, dan dia dijanjikan Surga. (Shahih At-Targhib, 1/94-95).

Hal ini harus diikuti dengan lebih banyak amal kebajikan dan perbuatan ketaatan kepada Allah. Ketika Umar radhlallahu anhu menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan tidak sependapat dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam proses perjanjian Hudaibiyah, dia berkata, “Karena hal itu aku banyak beramal.” Yakni melakukan amal saleh sebagai penebus atas dosa itu.

Renungkanlah contoh yang dibawakan dalam hadits shahih berikut:

Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata:

"إِنَّ مَثَلَ الَّذِي يَعْمَلُ السَّيِّئَاتِ، ثُمَّ يَعْمَلُ الْحَسَنَاتِ كَمَثَلِ رَجُلٍ كَانَتْ عَلَيْهِ دِرْعٌ ضَيِّقَةٌ قَدْ خَنَقَتْهُ، ثُمَّ عَمِلَ حَسَنَةً فَانْفَكَّتْ حَلَقَةٌ، ثُمَّ عَمِلَ أُخْرَى فَانْفَكَّتْ حَلَقَةٌ أُخْرَى، حَتَّى يَخْرُجَ إِلَى الأَرْضِ".

“Perumpamaan orang yang melakukan amal keburukan dan kemudian melakukan amal kebajikan seperti seorang laki-laki yang mengenakan rantai besi yang hampir mencekiknya; ketika dia melakukan amal kebajikan rantai itu menjadi lebih longgar, kemudian dia terus melakukan amal kebajikan rantai menjadi semakin longgar sampai terlepas darinya dan jatuh ke tanah.” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir; Lihat juga Shahih Al-Jami’, 2192)

Maka amal saleh akan membebaskan pelaku dosa dari penjara kemaksiatan dan membawanya kepada kehidupan yang baru ketaatan kepada Allah.

Ibnu Mas’ud berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan berkata, “Ya Rasulullah, saya menemukan seorang wanita di sebuah taman dan saya melakukan segalanya dengannya kecuali jima’, maka perlakukanlah aku sekehendakmu.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak mengatakan sesuatu apapun, dan orang itu pun pergi. Umar berkata, “Allah telah menutupi dosanya, seharusnya dia sendiri menutupi dosanya.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengikuti laki-laki itu dengan pandangannya kemudian berkata, “Bawalah dia kembali menghadapku.” Maka mereka memanggilnya kembali, dan Nabi shallallahu alaihi wasallam membacakan untuknya:

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفاً مِّنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS Hud [11] : 114)

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Umar, Mu’adz berkata; “Ya Rasulullah, apakah ini hanya baginya ataukah juga berlaku untuk semua orang?” Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata: “Tidak, hal ini berlaku bagi semua orang.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

*  *  *

 

beberapa bagian dari tulisan ini selanjutnya tidak akan kami posting, tetapi akan dibuat dalam bentuk eBook yang lengkap dan dipubilkasikan melalui Maktabah Raudhah al-Muhibbin, insya Allah.

 

Artikel ini diterjemahkan secara bebas dari artikel berbahasa Inggris ‘I Want to Repent, But…’ karya Syaikh Muhammad Saleh al-Munajjid yang dapat anda temukan di situs Islam House. Jika ada tanggapan atau koreksi terhadap artikel ini dipersilahkan untuk menghubungi kami

No comments:

Post a Comment