Wednesday, March 06, 2013

Sedekah Membawa Kesembuhan

Pada tahun 1408H, surat kabar Al-Muslimun (nomor 181, tanggal 8 Dzulhijjah 1408H) menceritakan kisah ini. Ini adalah kisah nyata, di mana tokohnya adalah seorang dokter Syria yang mengidap penyakit kanker yang sembuh karena sedekah. Dr. ‘isa Marzuqi mengisahkan, bahwa dia terkena penyakit kanker, fakta berdasarkan hasil pemeriksaan seorang dokter ahli yang terkenal di Damascus; yang menakjubkan adalah ia disembuhkan oleh sedekah.
Setelah banyak koleganya yang kehilangan harapan akan kesembuhannya, dokter tersebut kembali ke rumah sakit untuk melanjutkan tugas-tugasnya. Tunangan sang dokter menolak untuk memutuskan (rencana) pernikahan dan memutuskan untuk menunggu hingga saat kematiannya. Namun yang terjadi adalah kesembuhannya. Dia menunjukkan surat keterangan dari para dokter terkemuka, bahwa dia mengidap kanker di bagian ketiak sebelah kiri; mereka juga kemudian menerangkan bahwa tidak ada bekas dari penyakit kanker tersebut yang tersisa. Bahkan, dokter yang pertama kali mendiagnosanya mengatakan bahwa dia menyangka dokter (pasien) tersebut akan meninggal dalm hitungan setelah beberapa hari.
Dr. ‘Isa Marzuqi kemudian menjelaskan bahwa dia menerapkan perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR Baihaqi).
Hadits tersebut memberikannya harapan, sehingga ketika dia mengetahui tentang sebuah rumah yang ditinggal mati oleh kepala rumah tangganya beberapa tahun yang lalu, dia memutuskan untuk memberikan seluruh hartanyanya kepada mereka, meskipun harta yang dimilikinya tidak seberapa. Dia mengirim uang kepada keluarga miskin tersebut melalui seorang teman, dan memintanya mengatakan kepada mereka bahwa uang tersebut berasal dari seseorang yang mengidap penyakit yang mematikan, dan dia mencari kesembuhan melalui sedekah, dengan berharap pertolongan dari Allah. Kisah ini berakhir dengan kesembuhannya, yang membingungkan para dokter ahli di Syria. Dia kemudian berkata bahwa dia memilih metode pengobatan tersebut karena ingin mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Namun demikian, dia melanjutkan, dia tidak meninggalkan pengobatan medis; dia beriman pada takdir, akan tetapi keimanan itu tidak berarti seseorang harus berpaling dari dokter, juga tidak berarti bahwa seseorang tidak boleh menempuh langkah nyata yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
============================
Sumber: Gems and Jewel; Wise Sayings, Interesting Events and Moral Lessons from the Islamic History, (Ch. Charity and Sickness, p. 155-156), Darussalam Publication.

No comments:

Post a Comment