- Judul Asli : Man and Woman as Mutually Complements
- Penulis: Syaikh Abdul Gaffar Hasan
- Sumber: The Rights and Duties of Women in Islam
- Penerbit: Darussalam Publishers & Distributors (Saudi Arabia)
- Artikel oleh: A Learning Page
Pemenang hadiah Nobel, Dr. Alexis Carrel, telah menjelaskan perbedaan biologis antara laki-lai dan perempuan dalam bukunya “Man, the Unknown”. Dia menyimpulkan dengan analisa sebagai berikut:
Women differs profoundly from Man
“The Difference existing between man and woman do not come from particular form of sexual organs, the presence of the uterus, from gestation, or from the mode of education. They are of a more fundamental impregnation of the entire organism with specific chemical substances secreted by the ovary. Ignorance of these fundamental facts has led promoters of feminims to believe that both sexes shoud have the same education, the same powers and the same responsibiliteis. In reality woman differs profoundly from man. Every one of the cells of her body bears the marks of her sex. The same is true of her organs and, above all, of her nervous system. Physiological laws are as inexorable as those of the sidereal world. They cannot be replaced by human wishes. We are obliged to accept them just as they are. Women shoud develop their aptitudes in accordance with their own nature, without trying to imitate the males. Their part in progress of civilization is higher than that of men. They should not abandon their specific functions.”
(Dr. Alexix, Carrel; Man, The Unknown; New York, 1499; p.91)
Wanita sangat berbeda dari laki-laki
"Perbedaan yang ada antara laki-laki dan perempuan tidak berasal dari bentuk tertentu dari organ seksual, adanya rahim, masa kehamilan, atau dari metode pendidikan. Perbedaan itu adalah sesuatu yang lebih mendasar dari seluruh organisme dengan substansi kimia tertentu yang dikeluarkan oleh indung telur. Mengabaikan fakta-fakta mendasar ini telah mendorong para penyeru feminist untuk meyakini bahwa kedua jenis kelamin harus memiliki pendidikan yang sama, kekuatan yang sama, dan tanggung jawab yang sama. Pada kenyataannya, wanita sangat berbeda dengan laki-laki. Setiap sel tubuhnya menunjukkan tanda jenis kelaminnya. Hal yang sama adalah benar adanya terhadap organnya, dan di atas semua itu, sistem syarafnya. Kaidah Fisiologi tidak dapat ditawar sebagaimana hukum pergerakan bintang-bintang. Mereka tidak dapat digantikan oleh keinginan manusia. Kita wajib menerimanya sebagaimana adanya. Wanita harus mengembangkan bakatnya sesuai dengan fitrahnya, tanpa mencoba meniru kaum laki-laki. Bagian mereka dalam kemajuan peradaban lebih tinggi daripada kaum laki-laki. Mereka tidak seharusnya mengabaikan fungsi spesifik mereka."
Perbedaan biologis terbesar antara laki-laki dan perempuan berarti bahwa kedua jenis kelamin ini tidak saling menduplikasi satu sama lain, masing-masing berjuang untuk memenuhi peran yang sama dan bertingkah laku dengan cara yang sama. Sebaliknya mereka saling melengkapi, melaksanakan kelebihannya masing-masing dan menutupi kelemahan pasangannya. Feminist di berbagai negara Muslim telah menuntut perwakilan penuh wanita menurut persentasi mereka dalam populasi dalam segala bidang seperti politik dan hukum. Kelompok lain juga telah menuntut tidak saja kesetaraan tetapi seringkali superioritas berdasarkan ras, bahasa atau prasangka wilayah. Sebutan ‘diskriminasi positif’ telah ditumbuhkan untuk kebencian dan perpecahan di tengah umat Muslim dan untuk sebuah tujuan yang tidak jelas. Al-Qur’an berbicara mengenai laki-laki dan perempuan berasal dari satu sama lain, diberi pakaian satu sama lain dan diikat bersama dalam cinta dan kasih sayang
Kebencian terhadap laki-laki yang disebarkan oleh para feminist sama sekali asing dalam ajaran Islam. Bukannya bersaing satu sama lain, Islam mengajarkan saling tolong-menolong guna membentuk masyarakat yang harmonis dan adil, landasan yang diatasnya teguh kehidpan keluarga.
Tujuan akhir bagi laki-laki dan perempuan adalah meraih keridhaan Allah dan karunianya yang tak terbilang di Hari Kiamat. Jika seorang laki-laki dapat meraihnya melalui jihad. melaksanakan perintah syar’i dan secara terus menerus berjuang menghadapi tentara syaithan, maka seorang wanita juga memiliki jalan sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam:
إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita melaksanakan shalat wajib lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: ‘Masuklah Surga dari pintu mana saja yang engkau inginkan’.” (HR Ibnu Hibban).
No comments:
Post a Comment