Friday, November 23, 2007

Apakah Berakhlak Baik Terhitung Sebagai Ibadah?

Oleh: Dr. Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qasim


Berakhlak baik terhitung sebagai ibadah yang paling agung nilainya, dan banyak orang yang tidak menyadari akan hal ini.

Ibnu Rajab berkata: "Banyak orang menyangka bahwa yang namanya 'takwa' itu sekedar menunaikan hak Allah saja, tanpa mengindahkan hak-hak sesama manusia..."[1]

Abu Hurairah radiallahu anhu berkata: "Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang penyebab utama seseorang masuk jannah, maka beliau menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik", dan ketika ditanya tentang penyebab utama seseorang masuk Naar, beliau menjawab: "Mulut dan kemaluan." (HR At-Tirmidzi; Hasan Shahih).
Seseorang yang beriman dan berakhlak mulia akan menempati jannah yang paling tinggi! Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أَناَ زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ لِمَنْ تَرَكَ المِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الجَننَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةٍ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ (رواه أبو دود)

"Aku menjamin sebuah rumah di tepi Jannah bagi orang yang meninggalkan percekcokan meskipun ia benar; dan sebuah rumah di tengah jannah bagi orang yang meninggalakn kedustaan meski sekedar bercanda; dan sebuah rumah di puncak jannah bagi orang yang luhur akhlaknya." (HR Abu Dawud)Seluruh kebaikan terhimpun dalam akhlak yang baik; Nabi sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

الْبِرُّ حُسْنُ الخُلقُ (رواه مسلم )

"Kebaikan itu (sesungguhnya) ialah perangai yang baik." (HR Muslim)

Simaklah, bagaimana Anas bin Malik radiallhu anhu menceritakan perangai Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam; ia berkata: "Memang, Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling baik perangainya." (Muttafaq alaih).

Wajah beliau sallallahu 'alaihi wasallam senantiasa diliputi perasaan cerita, senang dan optimis. Beliau tidak pernah bermuka masam maupun cemberut.

Jarir bin Abdillah mengisahkan: "Tak pernah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menatapku, melainkan beliau tersenyum..." (HR Al-Bukhari).

Allah sbuhanahu wa ta'ala sendiri menyifatinya dengan kata-kata:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Al-Qalam : 4)

Orang beriman yang berakhlak mulia akan menjadi teman duduk Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam di akhirat kelak; Nabi sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقَرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخَلاَقًا (رواه الترمذي)

"Sesungguhnya orang-orang yang paling kucintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku di hari kiamat ialah yang paling baik akhlaknya." (HR Tirmidzi)

Nanum demikian, sebagian orang suka meremehkan dalam menunaikan hak orang lain; mereka mengira bahwa kesempurnaan ibadah itu cukup diraih dengan memperbaiki hubungan antara dia dengan Allah Ta'ala saja, tanpa mengindahkan hubungannya dengan sesama manusia. Ibnu Rajab berkata: "Seringkali orang-orang yang penuh perhatian dalam menunaikan hak-hak Allah atas dirinya; yang menundukkan kecintaan dan rasa takut mereka hanya dalam ketaatan kepada Allah. Seringkali orang-orang seperti ini justru menelantarkan hak orang lain, atau meremehkannya. Memang, menggabungkan antara memenuhi hak Allah dan hak sesamanya amatlah sulitl tidak ada yang sanggup merealisasikannya selain manusia-manusia sempurna dari kalangan para nabi dan shiddiqqin..." [2] Tidak semua orang mendapatkan taufik untuk bisa menyatukan anara hak Allah dan hak sesamanya.

Al-Muhasiby berkata: "Ada tiga hal yang amat langka; Paras rupawan yang terjaga kehormatannya, orang yang berakhlak baik yang taat beragama, dan persaudaraan baik yang dibarengi sifat amanah."

______
[1] Jami'ul Ulum wal Hikam 1/454
[2] Ibid

Disalin kembali dari Langkah Pasti Menuju Bahagia, penerbit Daar An-Naba

No comments:

Post a Comment