Oleh: Ibnu al-Jauzy
Iblis memperdayai segolongan orang dengan banyak-banyak membaca Al-Qur'an. Mereka membacanya dengan cara yang cepat, tanpa tartil dan tidak disertai peresapan hati. Yang seperti ini bukan termasuk yang terpuji. Mereka membaca Al-Qur'an di menara masjid pada malam hari dengan suara nyaring, satu juz demi satu juz, sehingga disamping mengganggu tidur manusia, mereka juga menampakkan riya'. Diantara mereka ada pula yang membaca Al-Qur'an pada saat adzan dikumandangkan. Kejadian paling lucu dari yang pernah kami lihat, ada seseorang yang shalat subuh bersama orang-orang pada hari Jum'at, lalu dia menoleh ke arah kiri kanan, membaca surah Al-Fatihah dan An-Nas, lalu membaca do'a khatam Al-Qur'an, dengan maksud untuk pamer kepada mereka, "Inilah aku telah mengkhatamkan Al-Qur'an."
Yang demikian ini bukan jalan orang-orang salaf, karena mereka suka menyembunyikan ibadahnya. Bahkan semua amal ibadah yang dilakukan Ar-Rabi' bin Khutsaim tersembunyi. Ketika ada seseorang masuk ke dalam rumahnya, yang saat itu dia sedang menggelar Mushaf, maka dia segera menutupi Mushaf dengan selembar kain. Ahmad bin Hambal juga senantiasa membaca Al-Qur'an, namun tidak pernah diketahui kapan dia mengkhatamkannya.
Disalin dari Tablis Iblis (judul terjemah: Perangkap Syetan), penerbit Pustaka Al-Kautsar.
Iblis memperdayai segolongan orang dengan banyak-banyak membaca Al-Qur'an. Mereka membacanya dengan cara yang cepat, tanpa tartil dan tidak disertai peresapan hati. Yang seperti ini bukan termasuk yang terpuji. Mereka membaca Al-Qur'an di menara masjid pada malam hari dengan suara nyaring, satu juz demi satu juz, sehingga disamping mengganggu tidur manusia, mereka juga menampakkan riya'. Diantara mereka ada pula yang membaca Al-Qur'an pada saat adzan dikumandangkan. Kejadian paling lucu dari yang pernah kami lihat, ada seseorang yang shalat subuh bersama orang-orang pada hari Jum'at, lalu dia menoleh ke arah kiri kanan, membaca surah Al-Fatihah dan An-Nas, lalu membaca do'a khatam Al-Qur'an, dengan maksud untuk pamer kepada mereka, "Inilah aku telah mengkhatamkan Al-Qur'an."
Yang demikian ini bukan jalan orang-orang salaf, karena mereka suka menyembunyikan ibadahnya. Bahkan semua amal ibadah yang dilakukan Ar-Rabi' bin Khutsaim tersembunyi. Ketika ada seseorang masuk ke dalam rumahnya, yang saat itu dia sedang menggelar Mushaf, maka dia segera menutupi Mushaf dengan selembar kain. Ahmad bin Hambal juga senantiasa membaca Al-Qur'an, namun tidak pernah diketahui kapan dia mengkhatamkannya.
Disalin dari Tablis Iblis (judul terjemah: Perangkap Syetan), penerbit Pustaka Al-Kautsar.
jaza kumullah ahsanal jaza'
ReplyDelete